Thursday, July 21, 2016

Masih untuk senja


Datang dengan haluan cinta
Melahirkan banyak cerita
Seperti dunia sedang berpesta
Ilalang-ilalang penuh canda menyambut ria

Kita masih bisa bersua
Senjaku, kau bebeda
Semburatmu mendusta
Namun akhirnya kau berbahasa jua

Sekarang, Kau terbenam sempurna
Melemah mendayu dayu
Meredup cahayanya bersama durja
Entah kenapa

Lembayung jinggaku,
Sempurna kudilahap rindu
Mengunjungi musim gulita pun,
Aku setia

Kembalilah pulang duhai puan senja
Biar gelap kunjung dihantar
Akulah pecandu bodohmu
Bersedia terluka betapapun kau coba

Wednesday, January 27, 2016

dear,

Dear,
entah yang disana. terimakasih karena telah banyak mengajariku berbagai hal dalam sisa hidupku. entah harus kuucapkan apa, kepadamu. hanya saja, sampai saat ini, kau malah menghilang dengan jutaan pertanyaan yang selalu hinggap dibenakku. kau menghilang tanpa jejak, tanpa interupsi, dan yang jelas, kau pergi tanpa aku. tanpa kita, tanpa cinta, tanpa janji yang kau umbar, tanpa hal yang jelas, dan tanpa apapun. kau pergi dengan mengendap, meninggalkan bekas tanpa noda dan celah. sehingga, kau membuatku terus berharap dengan angan-angan kehampaan.


Dear,
dimanapun kau, bersama siapapun kau, aku tak masalah. namun, jika dulu kau beberkan maksud hatimu, mungkin aku akan mengerti tentang perpisahan, juga perjalanan ini. andaikan, kau paham, aku yakin penjelasan tidak akan dibuat alasan untukmu. hanya saja, semua yang ucapkan, tak berbalas satupun.

Friday, December 11, 2015

KELIRU

Bahagia bukan?
bila kau memang berada di pangkuanku

1. Cinta harus kucari kau kemana
    jalan menujumu tak kutemu jua

2. Ketika kau sudah kudapati
     cintaku bertepuk sebelah kanan

3. Memang jika menarikmu kekirian
     pastilah jenuh kau bawa

4. Menduga apa isi hatimu
     akan seperti membaca kertas polos biasa

5. Ingin kuisi hatimu dengan cinta
    namun akan nampak seperti mengisi TTS
    yang pastilah keliru semua

Tuesday, December 8, 2015

.


Entah apa yang harus aku tulis lagi dan lagi. Tentangmu saja beberapa waktu takkan pernah cukup menampungnya. Waktu seperti membeku ketika aku berharap kau akan menyapa lalu tersenyum penuh rindu kearahku. Aku tak tahu harus menjelaskan bagaimana ketika kau menatap lalu berkata, "hai,.. ". Aku seperti tak sadarkan diri ketika kata itu menyapa telinga dengan manis namun dingin. Percayalah, sapaan akan membuka segalanya.. dan benar saja, kau mulai berani menemani kesendirianku dengan buku bacaan seperti bantal yang selalu aku nikmati bersama kesendirian. Sekarang, tak ada lagi senyap yang menemaniku, tak ada lagi sendiri yang menemaniku, sekarang kau bersamaku, disini menemaniku.

Friday, December 4, 2015

HUJAN PAGI HARI

SapaMu lembut 
lewat hujan yang tercurah 
sepagi ini. Sejuk menyelusup 
di setiap ruang rumahku 
di ruang batinku

Tuhan 
terkantuk-kantuk aku 
mengeja pesanMu